Part 1
Cast :-Lee Donghae
-Song Hyera
-Lee Hyukjae
Genre : Romance, friendship, School life
PG17
*Happy Reading*
Jeonmyeong High School
Senin pagi, lapangan upacara
*Author POV*
“Hari ini kita telah kedatangan beberapa guru baru
yang akan mulai mengajar hari ini. Mari kita persilahkan untuk berkenalan.”
Ujar kepala sekolah sesaat setelah selesai upacara.
Beberapa orang guru terdiri dari 4 orang guru
laki-laki dan seorang guru perempuan memasuki lapangan. Mereka terlihat rapi
demi menjaga kesan baik saat pertemuan pertama di sekolah ini, meskipun masih
tersirat wajah gugup pada 3 orang guru yang usianya nampak lebih muda dari yang
lainnya.
Terlihat kepala sekolah memberikan mic kepada salah satu guru yang wajahnya
terlihat seperti berusia 25 tahun-an. “Silahkan, Pak..” ujar kepala sekolah,
Park Jung Nam kepada guru tersebut. Guru tersebut maju pelan-pelan dengan
gugup, terutama karena kini ratusan pasang mata memperhatikan ke arahnya. “Annyeong hasimnika (selamat pagi-ucapan
formal honour). Jeoneun Lee Hyukjae
imnida (nama saya lee hyukjae), tapi biasa di panggil dengan Eunhyuk. Di
sekolah ini saya akan mengajar mata pelajaran seni. Mohon bantuannya.” Tutupnya
sambil membungkuk.
“Ya, siapa yang ingin bertanya? Silahkan kalian
angkat tangan!” Tanya wakil kepala sekolah kesiswaan pada anak didiknya.
Seorang anak terdengar berteriak tanpa mengangkat
tangan. Suara laki-laki. “Asal, Pak?” katanya. Si guru baru tampak mulai agak
rileks. “Saya dari Daegu, Gyeongsangbuk-do.” Jawabnya.
“Status.. status...” kali ini giliran anak perempuan
dari kelas 11 yang masih tidak juga mengangkat tangan. Lee hyukjae tampak kikuk
menjawab, “eh??!.. Status single”. “Waahh.. nampaknya sudah ada
penggemar, ya, pak?!” Goda wakasek kesiswaan tadi, Jung Maryeong. Lee hyukjae
hanya tersenyum kaku.
Selanjutnya, mic
beralih tangan kepada seorang guru yang wajahnya terlihat dewasa. “Annyeong hasimnika, jeoneun Lee Donghae
imnida. Saya akan mengajar bahasa. Asal dari Ulsan, Gyeongsangnam-do.
Status juga single.” Perkenalan
pendeknya diakhiri dengan tawa oleh para guru dan murid. Ya, hitunglah sebagai
pencair suasana.
Guru ketiga bernama Jung Gameo, guru Geografi. Guru
keempat bernama Park Jaesang, yang akan mengajar Fisika. Seorang guru yang
bertubuh gemuk namun wajahnya terlihat agak sangar dibanding dengan guru baru
yang lain, bahkan dengan guru yang sudah lama mengajar di sekolah itu. “Status
saya, menikah dan memiliki 2 orang anak.” Ujarnya ketika ada murid yang
bertanya statusnya. Mendengar jawabannya, sontak para murid bersuara seolah
kecewa. Namun, langsung kembali fokus ketika ada murid perempuan yang bertanya
tentang anaknya. “Anak saya yang pertama perempuan, yang kedua
laki-laki”.”Tapi, usianya masih terlalu muda, jika ingin kalian taksiri”.
Sambungnya lagi, yang sontak membuat suasana kembali gaduh.
Dan yang terakhir, guru kelima. Seorang yeoja (perempuan) yang bertubuh pendek
dan agak gemuk namun terkesan lucu. Kim Chici yang bertugaskan sebagai guru BK.
~~~
*Song Hyera POV*
Kenapa belakangan ini banyak sekali guru baru? Ya,
setelah pergantian kepala sekolah 2 minggu lalu, kini langsung hadir 5 orang
guru di sekolah. Entahlah, mungkin peraturan dari pemerintah pusat untuk
menambahkan guru-guru yang memang berkompetensi di bidangnya masing-masing.
Yaa.. mudah-mudahan saja hal ini menimbulkan sesuatu yang baik.
“Hyera-ya, kau dipanggil ke ruang guru. Park Jungmin seonsaengnim neol chajasseo ( guru park jungmin
mencarimu ).” Ujar salah satu teman sekelasku Yoon Yeonhwa. “Ah, ne. Gomawo. (ya, terima kasih)”.
Ujarku sambil berdiri dan berjalan keluar kelas.
Park Jungmin seonsangnim adalah wakasek bidang
kurikulum. Mungkin beliau akan memberi tugas pada kelasku. Aku pun tak terasa
sampai di ruang guru dan langsung menghadap ke meja Park jungmin seonsaengnim.
“Ada apa memanggil saya, seonsaengnim?”
“Ah, ne.
Wakkuna (sudah datang rupanya). Begini, Ahn Jeonmi seonsaengnim hari ini tidak masuk. Ini ada tugas darinya. Nanti
kumpulkan tugasnya ketika pulang sekolah!” perintahnya sambil memberiku secarik
kertas yang berisi petunjuk halaman tugas yang harus di kerjakan. “Aegessimnida, seonsangnim. Keureom,
sillyehamnida. (saya mengerti, pak. Permisi, saya pamit)”. Begitu mendapat
anggukan kepala, aku bergegas kembali ke kelasku memberitahukan tugas ini agar
dapat kami selesaikan sebelum jam pelajaran kembali berganti.
Ah, aku belum memberitahu. Ahn jeonmi seonsaeng
adalah salah seorang guru senior di sekolahku. Dia mengajar bahasa Inggris.
Meskipun, ya.. kami banyak menjahilinya. Tapi, dia begitu baik. Dia seperti ibu
ketiga bagi kelas kami. Kenapa ketiga? Karena yang pertama adalah ibu kita di
rumah, kedua wali kelas. Dan ketiga adalah dirinya.
Kelas kami biasanya mendapat jam pelajarannya pada
siang hari, dimana tenaga sudah mulai menurun. Dan Ahn seongsaeng biasanya akan
mengantuk dan jatuh tertidur tanpa sadar. Terkecuali, dia membawa cemilan dalam
kotak makanannya. Dan jika itu terjadi, dia akan sulit mengantuk dan kami akan
sulit juga untuk bersantai dari pelajaran.
Oleh karena itu, jika Ahn seonsaeng membawa cemilan,
maka kami akan mendekatinya dan berpura-pura bertanya tentang soal yang tak
dimengerti. Biasanya, dia akan menawari kami untuk mencoba cemilannya. Dan..
kesempatan itu tidak akan disia-siakan begitu saja. Kami akan memanggil
teman-teman yang lain untuk ikut menyerbu cemilan Ahn seonsaeng dan
melenyapkannya tak bersisa agar dia bisa mengantuk. Ehehehe...
Kelas kami termasuk kelas yang memiliki sifat evil, tapi meskipun begitu kelas kami
termasuk kelas favorit. Kelas kami sering mendapat juara saat lomba antar
kelas. Dewan siswa dari kelas kami juga yang terbanyak dari kelas lain, tapi entah
mengapa kelas kami selalu membawa peruntungan hahah....
~~~
Rabu, jam
pelajaran keempat
Laboratorium
Bahasa Inggris
*Author POV*
Suasana masih gaduh di ruangan itu, sisa-sisa
istirahat pertama masih belum selesai rupanya. Mereka memang telah duduk di
kursi masing-masing, messkipun masih ada beberapa siswa yang berkeliaran di
sudut-sudut kelas. Meskipun terlihat duduk-duduk santai, jangan pernah
sepelekan suara kelas ini. Bagaikan paduan suara yang gagal tampil karena
rusaknya sound system akibat
tingginya oktaf suara yang di hasilkan. Beruntung bagi kelas lain, karena tidak
mendengar kebisingan kelas ini akibat ruangan yang kedap suara.
Bahkan, kebisingan kelas ini membuat mereka tidak
sadar ada seorang guru baru yang tergesa-gesa masuk ke dalam kelas. Guru cantik
itu nampaknya agak memaklumi perjumpaan pertamanya tidak begitu berjalan lancar
dan menyadari juga keterlambatannya masuk ke kelas.
Sang guru cantik itu membuka pintu dengan
tergesa-gesa seolah ada bahaya mengejarnya. Beberapa murid yang duduk di depan
mulai sibuk memberitahu teman-teman yang lain bahwa ada seorang yang asing di
mata mereka.
Guru itu menghempaskan tas tangannya ke meja begitu
saja, seolah tidak ada yang akan pecah atau rusak di dalamnya. “Hello, good day. My name is Shin Sae Ryeong
and I will be your english teacher starts from this moment. Thank you.”
Ucapnya cepat, membuat seisi kelas senyap bagai tersihir oleh mantra dari
bibirnya.
Seorang gadis tersadar dengan cepat. “Stand up! Greeting to the teacher..” ucap
gadis itu, Song Hyera, sang sekretaris kelas yang merangkap sebagai ketua kelas
hanya saat pelajaran bahasa inggris. “Good
morning, Miss..”. “Good morning, Mam..”.
Sang guru cantik menyadari kesalahannya karena
terlalu terburu-buru memperkenalkan diri tadi. “Emm.. well, I’m not married yet”. Seperti tersadar beberapa siswa
mengangguk, “Hey, panggil dia miss”.
“Sitdown!”
titah Hyera lagi yang diikuti teman-temannya. Lalu ia membawa catatan kelas dan
buku absen kelas ke depan, membawakannya pada sang guru baru.
“Miss, ini absen kelas kami. Dan yang ini buku harian
kelas. Untuk cara mengisinya, Miss bisa lihat contohnya di dalam.” Ujar Hyera.
“Thank you.. I
will ask you, if I need some help, okey?!” Ujarnya.
“Okey miss,
anything for you.” Sahut Hyera disertai senyuman manisnya, lalu ia kembali
ke tempat duduknya.
~~~
Jumat, jam
pelajaran keempat
5 menit
sebelum istirahat berakhir
“Hari ini saja..” ucap sebuah suara. “Lalu, besok
juga!” suara lain lagi. “kalian saja yang minta izinnya.” Ujar seorang murid.
“Ya, biasanya kan kamu!” seru yang tidak terima. “Kalau begitu suruh ketua
kelas saja! Dia lebih berhak”. Ujar murid tadi. “Berhak apanya?! Itu kan memang
tugasnya!” sewot yang lain. “Ya, sudah. Sana, suruh ketua kelas!” Seru gadis
itu. “Malas! Kamu saja!!”ujar rombongan gadis-gadis itu kompak. Huffft... hela
si murid yang disuruh, pasrah.
“ Lee Riki~ssi,
chingudeureun (teman-teman) minta latihan upacara hari ini dan besok.
Tolong, minta izin latihan pada guru jam pelajaran terakhir hari ini dan besok,
ya?!” pinta si murid, yang tak lain adalah Hyera.
“Arrggh... aku malas menghadap guru itu.” Jawab sang
ketua kelas. “Yang lain juga tak mau dimintai tolong, Riki~ssi”,
melasnya.”Ahh.. Arasseo, arasseo (baiklah..
baiklah)” putusnya.
Hyera pun kembali ke kelas untuk mengajak
teman-temannya ke lapangan. Hari senin nanti, kelas mereka diberikan tugas
untuk menjadi petugas upacara. Oleh karena itu, mereka minta waktu untuk
latihan. Selain itu adalah alasan mereka demi tidak masuk pelajaran sejarah.
Benar-benar kelas evil.
*Hyera POV*
Lee Riki~ssi telah membagi tugas seperti biasa untuk
para petugas upacara. Jumlah murid di kelas kami ada 25 orang murid termasuk
diriku, dengan hanya ada 5 orang murid laki-laki dan sisanya perempuan. Jadi,
tiap kelas kami kebagian giliran menjadi petugas upacara, para laki-laki pasti
akan kebagian tugas.
Ada yang menjadi pemimpin upacara, pemimipin paling
kanan, pembaca oleh anak perempuan.Dan seperti biasa pula, aku kebagian tugas
sebagai dirijen alias pemimpin paduan suara kelas. Untung saja teman-teman
kelasku cukup pintar menyanyi. Tinggal mengatur sedikit agar paduan suara
menjadi lebih indah, hehehe.
“Apa untuk lagu wajib nasionalnya, kita akan menuruti
jadwal lagi, Hyera~ssi?” Tanya Jung Hyerim.
“Menurut kalian bagaimana?” tanyaku. Ya, karena
memang tiap kami kebagian menjadi petugas upacara, khusus untuk lagu kami tak
pernah mengikuti jadwal. Karena biasanya pilihan lagu pun sudah tertera di
jadwal. “Seperti biasa saja” Jawab Park Na Eun.
“Johayo
(baiklah). Kita pakai lagu biasa tapi kita tambah dengan suara 1 dan 2, eotteyo (bagaimana)?” tanyaku.
“Aratjiman (baik
tapi), kau harus melapor pada Hwang
Yoomi sonsaeng dulu.” Usul Hwayoung.
“Nde, arasseo. Naega halkke. (ya,
baik. Biar aku saja)”jawabku.
Aku pun bergegas menuju ruang guru untuk melapor pada
Hwang Yoomi sonsaengnim tentang usulan lagu. Namun, betapa tak beruntungnya
aku. Begitu melapor, Hwang Yoomi sonsaengnim malah berkata, “Guru kesenian
kalian sudah bukan saya lagi. Kalian harusnya melapor pada guru kesenian yang
baru. Yang mengajar kelas kalian mulai besok.” Ujarnya.
“Hajiman,
sonsaengnim...( Tapi, guru...)”.
“Sudah sana, cari dia. Sekalian kenalan.” Goda Hwang
sonsaeng padaku sambil memberikan wink. Aku menghela napas sambil tertunduk
lesu. Guru favoritku kenapa harus diganti, sih?! Sebal.
Begitu keluar dari ruang guru, aku melihat guru
kesenian baru yang harus kumintai persetujuan sedang berjalan bersama guru-guru
baru lainnya di lorong ujung sana. Lee Hyukjae sonsaengnim alias Eunhyuk? Nama
macam apa itu??! Ku hampiri dia sambil menyingsingkan lengan baju olahraga yang
masih kukenakan tinggi-tinggi. Rasanya gerah sehabis olahraga tadi.
Begitu jarak semakin dekat, kira-kira 3 meter aku
berujar, “Lee Hyuk Jae sonsaengnim, bisa bicara sebentar?” Tanyaku. Dia
langsung terlihat agak gugup. Mungkin juga gemetar karena melihat gayaku yang
menyingsingkan lengan seragam seolah ingin mengajaknya ribut. “Eh.. Ah.. Ne, sebentar.” Ucapnya dan ia langsung
berbelok ke kirinya dimana toilet guru berada. Hemm... sebegitu gugupnyakah??!
Hihihihi biar saja. Sedikit kesal juga gara-gara guru seni favoritku digantikan
olehnya.
...
TBC