Jumat, 21 Juni 2013

Confession of High School Teenager

Ini bukan sebuah rekayasa genetika atau apalah sebagainya. Tapi aku sadar se-sadar-sadarnya. Tapi, kini justru kesadaran itu pulalah yang membuatku sedikit bisa lebih mengeksplor ekspresi  apa yang ku miliki.Sedikit bisa membantuku menjadi lebih dewasa. Karena bagaimana pun itu, hal inilah yang juga turut berperan dalam proses pendewasaan diriku.

Ini aneh..
Tapi, nyata!
Sedikit kurang logis.
Tapi, cukup menarik-bagiku tentu saja-.

Aku.. ya,...
Aku menyukainya. Tapi, tidak tahu juga. Tidak pasti!
Buktinya, sekarang tidak berdampak apa-apa lagi bagiku. Ya, mungkin hanya sebatas cinta monyet-mungkin?!-. Cinta-cintaannya anak SMA.

Tapi, hey, jangan negative thinking! Ini hanya pengungkapan rasa yang pernah kumiliki. Just confession that I had. Meskipun sejak dulu aku sadar, kalau rasa itu salah. Tapi, mau bagaimana lagi? Rasa 'kan bukan sesuatu yang bisa di buang begitu saja, bukan?! Lagipula, kini aku sudah punya kehidupanku sendiri. Meskipun, ya belum bersama dengan someone special.

Terima kasih karena pernah mengisi memori hidupku. Dimana pun kau berada, doaku selalu bersamamu. Kenangan indah kita, baik bersama grup ataupun ketika hanya ada kita berdua, ku pikir cukup kita saja yang tahu. Bukan ingin mengekang privasimu, tapi hanya sebatas pengharapan. Biarlah gambar-gambar pribadiku itu bersemayam dalam hati dan laptopmu. Anggap saja sekedar hadiah kecil yang manis. Oh, ya satu lagi. Cepatlah menikah! Umurmu sudah begitu tua. Hehe..bercanda.

Tapi, jangan lupa juga, aku menunggu undangan pernikahan darimu. Semoga Tuhan mengizinkan aku
datang. Karena apa?! Aku akan mengumpulkan semua puisi melankolismu itu sebagai hadiah yang tak akan pernah kau lupakan. Ya, hitung-hitung seperti janjimu dulu ketika mencuri foto-fotoku. Dulu, kau bilang akan mengembalikannya ketika aku menikah, bukan?! Hey, bung! Umurku masih terlampau muda, kau tahu?! Ya, mungkin bisa dikatakan balas dendam, hehe...

Sudahlah..
Semoga kau bahagia.....

Rabu, 19 Juni 2013


AKU INGIN


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada...


                                                                Sapardi Djoko Damono